KEBENCANAAN SEBAGAI KEKUATAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS SATUAN GENETIKA KEWILAYAHAN
Dudi Nasrudin Usman, Sri Widayati, Sriyanti
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung
email : dudinasrudin@unisba.ac.id
Media Terbit : Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat 2014 (SNaPP2014):
Sains, Teknologi, dan Kesehatan
ISSN 2089-3590 | EISSN 2303-2480
LPPM Unisba, Gedung Rektorat Lantai 4, Jl. Tamansari No. 20 Bandung 40116
Tlp. 022-4203368 ext. 153, 154, 155
Surel: prosiding.sains@gmail.com
Laman: http://prosiding.lppm.unisba.ac.id
atau http://prosiding.lppm.unisba.ac.id/index.php/sains
Abstrak. Perkembangan wilayah ini erat kaitannya dengan kegiatan bencana alam, bencana alam adalah kegiatan yang tidak dapat ditentukan kapan waktunya akan terjadi, sehingga menuntut kita sebagai pelaku kehidupan untuk dapat mengidentifikasi dari awal potensi alamiah. bencana. Kabupaten Bandung sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang memiliki potensi bencana tinggi seperti banjir, tanah longsor, gempa dan gunung berapi. Wilayah-wilayah potensi bencana alam yang hingga saat ini sangat aktif diantaranya ; Kecamatan Pangalengan, Kecamatan Kertasari, Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Pasirjambu, dan Kecamatan Rancabali, dengan potensi bencana aktif berupa tanah longsor, banjir dan gempa bumi. Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu survey lapangan untuk pemetaan kawasan bencana, pemetaan lokasi yang potensi bencana, pemetaan aspek diluar kebencanaan untuk pertimbangan pengembangan wilayah dan studi literatur.
Hasil dari matrik holistik skenario arahan pengembangan wilayah 5 kecamatan secara berurutan berdasarkan nilai kondisi saat ini dan jika dilakukan pembangunan maka sebagai berikut Pangalengan dengan nilai 291,5 dan 360, Pasirjambu dengan nilai 302,5 dan 334, Rancabali dengan nilai 262,5 dan 328, untuk Ciwidey dengan nilai 302,5 dan 314 serta Kertasari dengan nilai 274,5 dan 314. Apabila dilakukan prioritas maka Kecamatan Pangalengan mendapatkan prioritas pertama untuk bisa dikembangkan.